FURNITERUS.com – Tanaman hidroponik, teknologi agrikultur untuk menyiasati lahan sempit, terutama di perkotaan. Teknik ini juga menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas dan lebih sehat.
Sumber: unsplash.com
Pernyataan di atas sudah sering diinformasikan. Namun, sebenarnya apakah hidroponik itu? Bagaimana cara membuatnya? Bagaimana pula mengaplikasikannya dalam bangunan, terutama di lahan sempit dan rumah mungil? Mari kita telusuri bersama!
Kata “hidroponik” berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan nutrisi tanaman didapat dari air, perlite, pasir atau kerikil.
Sumber: unsplash.com
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air dengan lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik dibaca Jumat, 4 Januari 2019 pukul 12:14 WIB
Selain menyejukkan dan menciptakan lingkungan yang asri, teknik ini juga menambah nilai estetika, meningkatkan mutu tanaman yang pastinya juga meningkatkan kualitas manusia dan lingkungannya.
Lebih tahan hama dan gulma, pertumbuhan tanaman lebih cepat, kontrol proses pertumbuhan yang lebih baik, menghemat air dan ruang, menjadi keunggulan penanaman sistem hidroponik.
Sumber: unsplash.com
Biasanya, tanaman apotek hidup, sayur dan buah dijadikan tanaman hidroponik. Jenis-jenis tanaman ini produktif sekaligus warna-warninya mempercantik ruang.
Area di sekitar tangga seringkali terbengkalai, dijadikan kamar mandi tambahan, lemari, area duduk, atau pantry. Kini, dengan teknik hidroponik, area di bawah dan di dinding tangga dapat dijadikan taman kering yang produktif dan mempercantik ruang.
Dengan teknik penanaman, pengaturan jenis tanaman, dan tata cahaya yang tepat, taman kering atau inner courtyard dengan tanaman hidroponik dapat membuat area di sekitar tangga menjadi fungsional.
Pemilihan jenis tanaman dengan pola warna dan bentuk daun dapat membentuk gradasi yang menarik, membuat tanaman bukan lagi sekedar penghasil oksigen yang menyejukkan ruang, tapi juga elemen yang meningkatkan estetika ruang.
Vertical Garden menjadi solusi cerdas menyiasati lahan sempit, sekaligus menciptakan desain yang unik dan elegan secara alami.
Sumber: unsplash.com
Perpaduan aneka tanaman perdu, miana, pakis, dan beberapa jenis tanaman rumput seperti lili, diatur sedemikian rupa, menciptakan sebidang taman vertikal dengan gradasi warna hijau dan keindahan aneka daun gradasi merah menyembul di antaranya.
Tanaman sebagai hiasan dinding sudah menjadi tren dalam menciptakan keasrian di lahan sempit. Namun, ada satu lagi inovasi cerdik menghadirkan kesejukan yang fungsional, tanaman dijadikan bagian dinding.
Susunan pot dijadikan dinding beton yang bersanding dengan dinding kaca. Dinding tanaman ini menciptakan desain bangunan bergaya kontemporer dengan warna hijau alami sebagai pop-art warna bangunan berlatar belakang hitam. Selain itu, sela-sela antar tanaman menjadi area sirkulasi udara yang baik.
Untuk memberi tampilan yang lebih kekinian, berbagai inovasi termasuk desain pot yang fungsional dan menarik terus dikembangkan.
Sumber: unsplash.com
Susunan pot-pot mungil menyerupai pod atau kapsul pesawat antariksa ditanami sirih gading (Epipremnum aureum), lili paris, dan palem kuning mini memberi kesejukan pada ruang karena banyak menghasilkan oksigen sekaligus sebagai anti oksidan yang menyerap debu dan racun pada ruang.
Di ruang kantor, keberadaan tanaman sangat penting. Oksigen yang dihasilkan tanaman menyejukkan ruang dan menjernihkan udara dalam ruang. Warna hijaunya menyegarkan mata dan menghilangkan kejenuhan.
Sumber: unsplash.com
Tanaman sirih gading yang merambat di dinding, diposisikan di bagian atas dinding yang notabene tidak terpakai. Bagian dinding itu jadi fungsional sekaligus menjadi elemen estetika ruang. Tanaman rambat semi-epifit ini tahan berada lama di dalam ruang dengan sedikit cahaya matahari.
Aneka tanaman herba, seperti lyme, basil, peterseli, seledri, mint, bahkan selada dan sawi bisa ditanam di dapur dengan teknik hidroponik. Area tanam yang diperlukan juga tidak terlalu luas.
Sumber: unsplash.com
Bahkan, taman di dalam dapur dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Sebuah pot kayu yang diletakkan di dinding sudah dapat dijadikan media tanam berbagai tanaman hidroponik.
Teknik hidroponik berarti mengembangkan taman dalam kreasi sendiri atau yang lebih tren dengan istilah DIY (Do It Yourself). Berbagai material baru maupun daur ulang dapat dijadikan media tanam yang unik dan menarik.
Sumber: unsplash.com
Botol unik, labu erlenmeyer, bahkan bohlam bekas dapat dijadikan media tanam hidroponik. Diletakkan di meja maupun digantung, kreasi fungsional ini menyegarkan dan mempercantik ruang.
Sumber: unsplash.com
Tanaman sayur, buah, apotek hidup, perdu, dan aneka tanaman penghasil oksigen dapat ditanam dengan teknik hidroponik. Ditanam secara vertikal di tengah ruang, menempel di dinding, atau digantung, tanaman hidroponik menjadi solusi cerdik menyiasati kebutuhan taman yang asri di lahan sempit.
Nantikan artikel-artikel lainnya untuk mendapatkan berbagai ide desain yang sempurna. Lihat juga koleksi lemari pakaian dan kitchen set Furniterus dan konsultasikan desain idaman yang bisa di-custom sesuai keinginan dan kebutuhan.